BeliKUMPULAN HADITS TENTANG AKHLAK TERCELA di BACALAH. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo Tokopedia Care. Kategori. Masuk Daftar. oppo a96 ms glow meja komputer masker sensi oppo a31

Pentingnya adab sebelum ilmu dalam Islam, ditunjukkan dengan adanya keterangan dari ayat Alquran tentang akhlak dan juga hadits tentang perilaku yang baik of Moral Education mengungkapkan adanya antara moralitas dan agama dalam pemikiran Islam. Bahkan, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlak,” HR Ahmad.Baca Juga Yuk! Kenali Gejala hingga Faktor Penyebab Perilaku ImpulsifAyat Alquran tentang AkhlakFoto 7 Surat Penenang Hati dalam Alquran untuk Menghilangkan Rasa Gundah, Insya Allah Manjur! Orami Photo StockAkhlak adalah hal yang penting bagi seorang muslim. Sebab, orang yang beradab dan berakhlak mulia jika mempunyai ilmu akan mudah untuk mengamalkan dan tidak sombong dengan Islam, akhlak dapat dibagi menjadi akhlak kepada Allah SWT dan juga kepada sesama manusia. Beberapa ayat Alquran tentang akhlak yakni1. Ayat Alquran tentang Akhlak dan Aqidahلَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّـهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًاArtinya “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,” QS Al-Baqarah 83.2. Ayat Alquran Tentang Akhlak dan Tawakalقُلْ هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍArtinya “Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata,” QS Al-Mulk 29.3. Ayat Alquran tentang Akhlak dan Sabarوَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَArtinya “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu,” QS Al-Baqarah 45.4. Ayat Alquran tentang Akhlak Bersyukurفَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِArtinya “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku,” QS Al-Baqarah 152.Baca Juga 7+ Contoh dan Manfaat Perilaku Jujur untuk Diajarkan pada Si Kecil, Yuk Lakukan!5. Ayat Alquran tentang Akhlak dan Ridho kepada Allah SWTارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةًArtinya “Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya,” QS Al-Fajr 28.6. Ayat Alquran tentang Akhlak dan Ikhlasقُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَArtinya Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu kepada Allah pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula’,” QS Al-A’raf 29.7. Ayat Alquran tentang Akhlak dalam Perkataanوَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًاArtinya “…Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,” QS Al-Baqarah 83.8. Ayat Alquran tentang Akhlak dalam Berdebatوَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْArtinya “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka,” QS Al-Ankabut 46.Baca Juga Cegah Masalah Perilaku Anak Sebelum Terjadi, Begini Caranya!Hadits tentang AkhlakFoto adab bertetangga Orami Photo StocksFoto Orami Photo StockSebelum Rasulullah SAW memerintahkan kepada umatnya untuk berakhlak mulia, beliau telah mencontohkannya terlebih dahulu sebagai uswatun hasan atau contoh yang banyak hadits tentang akhlak yang memerintahkan kepada umat muslim untuk memperbaiki akhlak, serta menunjukkan keutamaan akhlak mulia. Beberapa di antaranya yakni9. Hadits tentang Akhlak Islamiقال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- “إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُDari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu,” HR Ibnu Majah.10. Hadits tentang Akhlak dan Kedermawananإِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَاArtinya “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah hina,” HR Bukhari, Muslim.11. Hadits tentang Akhlak dan Keimananعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًاArtinya “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya,” HR At Tirmidzi.12. Hadits tentang Akhlak dan Derajat Orang Berimanعَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ اللَّيْلِ صَائِمِ النَّهَارِAisyah RA berkata “Aku mendengar Nabi SAW berkata, Sungguh orang-orang yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai menyamai derajat mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam shalat dan seluruh siangnya dengan berpuasa,” HR Ahmad.13. Hadits tentang Akhlak dan Mizanعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِAbu Darda RA berkata “Aku mendengar Nabi SAW berkata, Tak ada yang lebih berat pada timbangan mizan, pada hari pembalasan dari pada akhlak yang baik. Sungguh orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat,” HR At Tirmidzi.14. Hadits Tentang Akhlak Terhadap Muslim Lainعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُArtinya “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari gangguan ucapan dan tangannya, dan orang yang hijrah termasuk kelompok muhajirin adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah,” HR Bukhari.15. Hadits tentang Akhlak Jaminan Rasulullah SAWأَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُArtinya “Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman Surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik,” HR Abu Dawud.15. Hadits tentang Akhlak dan Rasa Marahأَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْSeseorang berkata kepada Rasulullah SAW “Nasihati aku.” Beliau bersabda “Jangan marah.” Beliau mengulang beberapa kali, “Jangan marah”. HR Bukhari.Itulah ayat Alquran tentang akhlak yang bisa memandu orang Islam dalam berprilaku baik di dunia. Berikutdapat disimpulkan beberapa poin tentang definisi ghibah diatas: 1. Membicarakan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan yang dibicarakan, baik dengan ucapan, sindiran ataupun dengan isyarat. 2. Menbicarakan aib orang lain,walaupun yang dibicarakan adalah benar adanya pada diri yang dibicarakan. 3.
Islam menganjurkan umatnya untuk selalu berperilaku baik dan terpuji. Namun, tidak selamanya manusia bisa terhindar dari perilaku buruk yang disebut akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan perilaku buruk yang terdapat dalam diri manusia. Oleh karena itu, kita harus mengenal dan menghindari perilaku buruk tersebut agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang hadits-hadits yang membahas akhlak tercela dalam Akhlak TercelaAkhlak tercela adalah perilaku buruk yang terdapat dalam diri manusia. Dalam Islam, akhlak tercela sangat dilarang dan diharamkan. Akhlak tercela bisa merusak moral seseorang dan membuatnya jauh dari kebaikan. Oleh karena itu, kita harus menghindari perilaku buruk tersebut agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut adalah beberapa contoh perilaku buruk yang termasuk akhlak tercelaNoPerilaku dusta dan hasad dan iri sombong dan khianat dan mengumpat dan suka memfitnah dan menyebar suka mempermainkan orang suka mencuri dan merampas hak orang lainDalam Islam, terdapat banyak hadits yang menjelaskan tentang akhlak tercela. Berikut adalah beberapa hadits yang membahas tentang akhlak tercela“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda Lima perkara membakar seorang manusia harta yang diharamkan, nafsu yang dituruti, rasa dengki, kata-kata yang keluar dari mulutnya, dan kebencian yang ditebar di antara manusia’.” HR. Al-Bukhari dan MuslimHadits ini menjelaskan bahwa perilaku buruk seperti dengki dan kebencian dapat membakar manusia. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga hati dan perbuatan kita agar terhindar dari perilaku buruk tersebut.“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda Tidak masuk surga orang yang suka mencela dan menjelek-jelekkan orang lain’.” HR. MuslimHadits ini menjelaskan bahwa orang yang suka mencela dan menjelek-jelekkan orang lain tidak akan masuk surga. Oleh karena itu, kita harus selalu menghargai dan menghormati orang lain agar bisa mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda Tidak ada kebaikan dalam diri orang yang tidak memaafkan kesalahan orang lain’.” HR. At-TirmidziHadits ini menjelaskan bahwa kita harus selalu memaafkan kesalahan orang lain agar bisa mendapatkan kebaikan. Oleh karena itu, kita harus selalu belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.“Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda Janganlah kamu meremehkan pekerjaan yang kecil jika itu adalah pekerjaan yang halal’.” HR. AhmadHadits ini menjelaskan bahwa kita harus selalu menghargai pekerjaan yang kecil asal itu adalah pekerjaan yang halal. Oleh karena itu, kita harus selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dan menghargai setiap pekerjaan yang kita lakukan.“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda Tidak masuk surga orang yang merusak tetangganya secara sengaja’.” HR. Al-Bukhari dan MuslimHadits ini menjelaskan bahwa merusak tetangga secara sengaja adalah perilaku buruk yang sangat dilarang dalam Islam. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga kita agar bisa mendapatkan keberkahan dari Allah dari Akhlak TercelaPerilaku buruk yang termasuk akhlak tercela dapat membawa akibat yang buruk pula. Berikut adalah beberapa akibat dari akhlak tercela1. Jauh dari Keberkahan Allah SWTPerilaku buruk yang termasuk akhlak tercela dapat membuat manusia jauh dari keberkahan Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga hati dan perbuatan kita agar bisa mendapatkan keberkahan dari Allah Rusaknya Moral SeseorangPerilaku buruk yang termasuk akhlak tercela dapat merusak moral seseorang. Oleh karena itu, kita harus selalu menghindari perilaku buruk tersebut agar bisa menjadi pribadi yang lebih Menimbulkan Konflik dan KetidakharmonisanPerilaku buruk yang termasuk akhlak tercela dapat menimbulkan konflik dan ketidakharmonisan. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain agar terhindar dari konflik dan Tidak Diterima di Sisi Allah SWTPerilaku buruk yang termasuk akhlak tercela tidak akan diterima di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan menjauhi perilaku buruk Menghindari Akhlak TercelaUntuk menghindari akhlak tercela, kita harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari akhlak tercela1. Meningkatkan Keimanan dan TaqwaMeningkatkan keimanan dan taqwa bisa membantu menghindari akhlak tercela. Kita harus selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbanyak Menghindari Lingkungan yang BurukLingkungan yang buruk bisa mempengaruhi perilaku kita. Oleh karena itu, kita harus selalu menghindari lingkungan yang buruk dan mencari lingkungan yang baik dan Meningkatkan Kemampuan untuk MemaafkanMemaafkan kesalahan orang lain bisa membantu menghindari akhlak tercela. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan untuk memaafkan kesalahan orang Meningkatkan Kualitas DiriMeningkatkan kualitas diri dapat membantu menghindari akhlak tercela. Kita harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan terus belajar untuk mengembangkan tercela adalah perilaku buruk yang harus dihindari dalam Islam. Dalam Islam, terdapat banyak hadits yang menjelaskan tentang akhlak tercela dan cara menghindarinya. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menghindari perilaku buruk tersebut agar bisa mendapatkan keberkahan dari Allah video of Hadits Tentang Akhlak Tercela Kajian Mendalam Mengenai Tingkah Laku Buruk dalam Islam
Ayatayat Al Quran tentang akhlak terpuji dan 10 akhlak tercela dalam bacaan Arab, arti serta penjelasan tafsir, diantaranya akhlak kepada Allah dan manusia. sudah kami tuliskan hadits tentang akhlak dan penjelasannya, pengertian akhlak kepada Allah, silahkan anda baca artikel tersebut. Daftar Isi: Ayat Ayat Al Quran Tentang Akhlak;
Hadits Tentang Akhlak Dalam Islam, akhlak merupakan suatu sifat yang mulia yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim. Tapi pada kenyataannya akhlak kita tidak seperti yang di contohkan oleh panutan kita yaitu Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam. Padahal seperti yang disabdakan oleh Nabi kita yang mahfumnya “Aku di utus untuk menyempurnakan akhlak”. Mengapa hal ini terjadi?, dan bagaimana cara agar kita mempunyai akhlak yang mulia?, dalam artikel ini akan kami tuliskan hadist tentang akhlak, dan kami berusaha menuliskannya secara lengkap dan kami lengkapi pula dengan tulisan arab, latin dan artinya, juga penjelasan ulama tentang akhlak yang mulia. Daftar IsiDefinisi Akhlak10 Hadits Tentang Akhlak dan PenjelasannyaHadist ke 1Hadist ke 2Hadist ke 3Hadist ke 4Hadist ke 5Hadist ke 6Hadits Tentang Akhlak ke 7Hadist Tentang Akhlak ke 8Hadits Tentang Akhlak ke 9Hadits Tentang Akhlakul Karimah ke 10Hadits Tentang Akhlak TercelaAyat dan Hadits Tentang Akhlak RasulullahPenjelasan Ulama Tentang Akhlak MuliaDoa Agar di Berikan Akhlak Yang BaikKesimpulan Hadits Tentang Akhlak Definisi Akhlak Akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan, baik perbuatan itu baik ataupun buruk. Dan dalam menentukan baik buruknya akhlak seseorang adalah dengan tolok ukur Al Quran dan Hadits, karena seperti yang sudah kita ketahui, ajaran islam ini adalah ajaran yang lengkap yang mengatur segala lini kehidupan kita. Begitupun dengan akhlak, parameternya sudah jelas yaitu Al Quran dan Assunnah, simak di bawah ini ayat dan hadist-hadist yang berkenaan dengan akhlak. Simak di bawah ini hadist tentang keutamaan akhlakul karimah, kami pilihkan 10 hadist yang jika kita bisa menerapkannya dalam kehidupan kita maka kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat banyak. Hadist ke 1 سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ » Artinya “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya juga tentang perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, beliau menjawab, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” [HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246]. Penjelasan Taqwa adalah meninggalkan semua yang di larang dan mengamalkan apapun yang di perintahkan sesuai dengan petunjuk dan cara yang di contohkan oleh Rasullulah sallallahu alaihi wassalam, dengan bekal taqwa maka akhlak yang baik akan mudah kita terapkan di keseharian kita. Ini menandakan tanpa taqwa maka akhlak yang baik saja tidak akan memasukan kita kedalam surga keduannya harus beriringan, ini berarti sebaik apapun akhlak seorang muslim, kalau dia tidak sholat atau tidak melaksanakan amalan wajib, maka akhlaknya tersebut tidak bisa memasukannya kedalam surga. Hadist ke 2 اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ Artinya “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan kejelekan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” [HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153]. Penjelasan Sama seperti hadist pertama di atas, taqwa lebih penting dari akhlak dalam satu sisi. Lalu, jika kita melakukan suatu kesalahan atau dosa, maka jika kita mengikutinya dengan melakukan amalan baik maka kesalahan tersebut akan di hapuskan oleh ALLAH Azza wa jalla, tapi syaratnya bukan kesalahan atau dosa yang besar, karena kalau kita melakukan dosa besar harus dengan taubatan nashuha. Di bagian akhir hadist ini memerintahkan kita untuk bergaul dengan manusia dan memperlakukan orang lain dengan akhlak yang baik, di bawah akan kami tuliskan apa saja akhlak yang baikmenurut islam, Hadist ke 3 إِنَّ مِنْ أَحِبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا Artinya “Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang yang paling baik akhlaknya.” [HR. Tirmidzi] Penjelasan Ini adalah salah satu fadhilah atau keutamaan jika kita memiliki akhlak yang baik, dan ini keuntungan sangat besar, bayangkan…,kita akan di cintai oleh manusia Agung ini dan kita pada hari kimat akan mendapatkan keutamaan lain yaitu dekat dengan Nabi. Dekat dengan nabi pada hari kiamat berarti kita akan di jauhkan dari Neraka dan akan mudah untuk memasuki surga, keutamaan apa lagi yang lebih besar dari ini?. Hadist ke 4 أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ Artinya “Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman Surga bagi seseorang yang meniggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah ditengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” [HR. Abu Dawud] Penjelasan Nyambung dengan hadits ke tiga diatas, bahwa Nabi akan menjamin kita untuk mendapatkan rumah di surga yang paling atas, artinya derajat kita di surga akan tinggi, syaratnya kita harus memiliki akhlak yang mulia, Hadist ke 5 أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Artinya “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” [HR. Abu Daud no. 4682 dan Ibnu Majah no. 1162.] Penjelasan Iman dalam islam adalah suatu hal yang harus kita jaga dan kita pelihara di dalam hati agar selalu kuat dan yakin akan semua yang di turunkan dan di jelaskan, baik melalui Al Quran Maupun Assunnah, dan akhlak baik yang di miliki oleh seseorang merupakan salah satu tanda akan sempurna imannya. Hadist ke 6 إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ Artinya “Sesungguhnya kelembutan itu tidak berada pada sesuatu kecuali menghiasinya dan tidak dicabut dari sesuatu kecuali memperburuknya.” [HR. Muslim] Penjelasan Lembut merupakan akhlak yang mulia, entah itu lembut kepada manusia ataupun hewan, lembut disini berarti kita tidak kasar, entah itu dalam berucap maupun dalam bersikap. Hadits Tentang Akhlak ke 7 إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ Artinya “Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang baik.” [HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no. 4165. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhiib no. 2643.] Penjelasan Alangkah baik dan bahagiannya seseorang yang di berikan taufiq dan hidayah oleh Allah Subhana hu wataala untuk melakukan amalan puasa sunnah dan sholat, tapi jangan khawatir, jika kita belum bisa melakukan amalan agama yang sunnah secara rutin, kita masih bisa menandingi derajat mereka. Yaitu dengan memiliki akhlak yang mulia, apalagi jika disamping kita rajin puasa dan rajin sholat, kita juga mempunyai akhlak yang mulia, maka itu adalah salah satu keutamaan besar yang di berikan Allah Azza wa jalla kepada kita. Hadist Tentang Akhlak ke 8 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ Artinya “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari gangguan ucapan dan tangannya, dan orang yang hijrah termasuk kelompok muhajirin adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” [HR. Bukhari] Penjelasan Seorang yang mempunyai akhlak mulia maka akan menjaga tangan dan lisannya dari menyakiti dan menganggu orang lain, maka jika kita masih sering menggibah, berkata bohong dan adu domba maka itu cerminan dari buruknya akhlak kita. Hadits Tentang Akhlak ke 9 قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- “إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ Artinya Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia berkata, Nabi shallallahu alaihi was sallam, bersabda “Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu.” [HR. Ibnu Majah] عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ مسلم Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda,“Iman itu lebih dari 70 atau 60 cabang, cabang iman tertinggi adalah mengucapakna Laa ilaha illallaah’, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu merupakan sebagian dari iman.” [HR. Muslim] Penjelasan Kedua hadist di atas menjelaskan tentang sifat malu yang di miliki oleh seorang muslim adalah salah satu akhlak islami, dan selain itu sifat malu juga bagian dari cabang iman. Pertanyaannya, malu seperti apa yang merupakan akhlak mulia?, malu disini adalah ketika kita malu kepada ALLAH jika kita kelakukan kemaksiatan, dan malu kepada manusia jika kita melakukan kemaksiatan dalam artian jika kita melakukan kemaksiatan maka kita akan menyimpannya sebagai rahasia yang tidak boleh di ketahui oleh orang lain. Hadits Tentang Akhlakul Karimah ke 10 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا Artinya “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik diantara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” [HR. At Tirmidzi] Penjelasan Sama seperti hadist diatas, kesempurnaan iman adalah dengan memiliki akhlak yang mulia, dan Nabi kita Sallallahu alaihi wassalam meberikan bocoran tentang orang yang terbaik akhlaknya adalah seseorang yang baik kepada istri atau suaminya. Seperti kita ketahui kita hidup dengan pasangan kita dalam jangka waktu lama, dan ini akan mengeluarkan sifat asli kita, berbeda jika kita berakhlak dengan teman atau kerabat kita, karena pertemuan kita dengan kerabat tersebut dalam jangka waktu yang tidak lama, maka kita bisa membaguskan akhlak kita. Berbeda kepada pasangan kita, yang kita lakukan adalah cerminan akhlak kita yang sebenarnya, jika kita berakhlak kepada pasangan kita maka memang itulah akhlak kita yang sesungguhnya, jika akhlak kita baik kepada pasangan kita maka kita termasuk orang yang mempunyai akhlak mulia. Hadits Tentang Akhlak Tercela إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا Artinya “Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang tercela.” [HR. Bukhari, Muslim] عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ Artinya Dari Abu Darda’ radhiallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin kelak ada hari kiamat daripada akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah amatlah murka terhadap seseorang yang keji lagi jahat mempunyai akhlak tercela.” [HR. Tirmidzi] عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ مسلم Artinya “Tidak akan masuk Surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” [HR. Muslim] عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ Artinya Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda “Sesungguhnya diantara orang yang paling aku cintai dan tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari Kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya darilu pada hari Kiamat ialah orang yang paling banyak bicara berkata-kata yang tidak bermanfaat dan memeperolok manusia.” Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak bicara itu?’ Nabi menjawab, Yaitu orang-orang yang sombong akhlak tercela.” [HR. Tirmidzi] Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Rasulullah Ayat Al Quran وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ Artinya“Dan sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas akhlak yang agung.” [QS. Al-Qalam Ayat 4] Hadits tentang menyempurnakan akhlak إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ Artinya “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” [HR. Ahmad, Bukhari] كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ Artinya “Akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an.” [HR. Muslim] Penjelasan Ulama Tentang Akhlak Mulia Abdurrahman bin Nashir as-Si’diy mengatakan وَإِنَّهُ فِي نَفْسِهِ عِبَادَةٌ عَظِيْمَةٌ تَتَنَاوَلُ مِنْ زَمَانِ الْعَبْدِ وَقْتًا طَوِيْلاً، وَهُوَ فِي رَاحَةٍ وَنَعِيْمٍ، مَعَ حُصُوْلِ الأَجْرِ الْعَظِيْمِ Artinya “Dan sesungguhnya akhlak mulia itu sendiri pada dasarnya merupakan ibadah yang agung yang mencakup waktu yang panjang dari seorang hamba, sementara sang hamba dalam ketenteraman dan kebahagian, disertai memperoleh pahala yang besar” [risalah “Husnul Khuluq”] Ini adalah perkataan yang benar adanya, jika kita sholat, puasa dan melakukan ibadah lainnya, kita sadar bahwa kita sedang melakukan amal ibadah, tapi tatkala kita bergaul dengan manusia dan berakhlak mulia kita tidak menyadarinya atau tidak menganggap sebagai ibadah, padahal ini adalah ibadah yang mulia yang akan mendatangkan banyak sekali keutamaan. Dan waktu yang kita pakai dalam pergaulan dengan manusia adalah waktu yang panjang, sehingga jika kita berusaha untuk berakhlak mulia selama dalam pergaulan tersebut, maka pahala besar menanti kita. Hasan Al Basri rahimahullah seorang Ulama tabi’in menjelaskan tentang akhlak mulia ini yaitu dengan menyebutkan 3 perkara. كف الأذى ؛ وبذل الندى ؛ وطلاقة الوجه Artinya Tidak menganggu, suka menolong dan berwajah ceria atau optimis Tidak menganggu Jika kita belum bisamembantu dan memberikan manfaat kepada orang, maka sebisa mungkin tidak mengganggu dan membuat orang lain tidak terbebani oleh kita. Suka menolong Menolong sesama baik dengan harta, tenaga maupun gagasan, dengan membantu orang lain secara tidak langsung sebenarnya sedang membantu kita juga, kenapa demikian, karena Allah Azza wajalla yang akan membalas kebaikan kita tersebut,baik di dunia maupun di akhirat. Berwajah ceria atau optimis Siapa yang tidak senang jika bertemu orang yang murah senyum, dan jika di mintakan pendapat selalu membuat kita optimis, begitulah orang dengan akhlak yang mulia, selalu membuat orang lain senang, dan inilah yang banyak orang salah dalam menilai, karena akhlak merupakan ibadah yang tidak di anggap ibadah. Doa Agar di Berikan Akhlak Yang Baik Ada seseorang yang sedari lahir sudah diberikan anugrah oleh Allah mempunyai akhlak yang mulia, dan sebagian lagi tidak, dan untuk mendapatkan hidayah dari ALLAH berupa akhlak yang terpuji, maka kita perlu meminta kepadaNya dengan berdoa, berikut bacaan doa meminta akhlak yang terpuji. Doa Meminta Akhlak Mulia ke 1 اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ Bacaan Latin Allaahumma inni a’udzubika min munkaraatil akhlaaqu wal a’mali wal ahwaai’ Artinya “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari berbagai kemunkaran akhlak, amal maupun hawa nafsu”.’ [HR. At Tirmidzi] Doa Memohon Akhlak Mulia Ke 2 ,أَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ, فَإِنَّهُ لَا يَهْدِيْ لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَالَايَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَاإِلَّاأَنْتَ Bacaan Latin “Allaahumma ahdinii li-ahsanil a’maal, wa ahsanil akhlaaq, la yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wa qinii sayyi-il a’maal, wa sayyi-il akhlaaq, laa yaqii sayyi-ahaa illaa anta.” Artinya “Ya Allah, tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena tidak ada yang bisa menunjukkannya selain Engkau. Ya Allah, jauhkanlah aku dari akhlak yang tidak baik, karena tidak ada yang mampu menjauhkannya dariku selain Engkau [HR Imam Nasa’i] Kesimpulan Hadits Tentang Akhlak Akhlak mulia mempunyai kedudukan tinggi dalam syariat agama islam, bahkan ini menjadi indikator bagi seseorang yang memiliki keimanan sempurna. Menerapkan akhlak mulia di dalam kehidupan kita adalah ibadah yang sangat agung, dan waktu ibadah ini akan sangat panjang, karena kita sebagai manusia yang merupakan mahluk sosial akan sering berinteraksi dengan manusia lainnya. Perlu untuk di tanamkan kedalam diri kita bahwa berakhlak mulia adalah ibadah, berusahalah untuk memperlakukan ini seperti ibadah lainnya. Ada sebagian orang yang sudah di berikan taufiq dan hidayah dengan akhlak yang mulia, tapi ada juga, bahkan kebanyakan tidak mendapatkan hidayah tersebut. yang belum mendapatkan taufiq akhlak mulia maka patut untuk berusaha dengan bersungguh-sungguh agar bisa berakhlak mulia dengan cara mencontoh bagaimana Nabi dan para Sahabatnya bersikap. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan akhlak mulia adalah dengan berdoa kepada ALLAH Azza Wajalla. Dengan berakhlak mulia maka kita akan di senangi oleh manusia, Nabi Sallalahu Alaihi Wassalam dan juga ALLAH Subhana Hu wataala dan akan mendapatkan pahala yang besar juga jaminan rumah di dalam surga. Demikian beberapa penjelasan dan kutipan hadits tentang akhlak, Semoga kita di mudahkan oleh ALLAH Subhana Hu Wataala untuk senantiasa berakhlak mulia. Wallahu a’lam. Referensi Baca Juga Hadist tentang Ikhlas Hadist Tentang Menuntut Ilmu Hadist Tentang Sabar Hadist Tentang Kematian
Banyakayat Al-Qur'an dan hadis yang menjelaskan tentang keburukan sifat takabur tersebut, antara lain pada Firman Allah dalam Al-Qur'an Surah al-A'raf [7]: 146. Berdasarkan pembahasan mengenai akhlak-akhlak tercela, penulis memberi saran sebagai umat muslim seharusnya memberikan perhatian penuh terhadap masalah pembersihan hati dari
AKHLAKLESS, istilah bagi seseorang yang tidak beradab atau tidak memiliki akhlak yang baik. Ini bisa juga disebut sebagai akhlak tercela. Karakter seperti itu seharusnya tidak ada dalam diri seorang muslim. Nabi Muhammad SAW bersabda “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” HR. Ahmad Ini menunjukkan pentingnya karakter dalam Islam, sebab pengutusan Nabi begitu menekankan pada pembangunan karakter. Sayangnya, di kalangan Muslim saat ini karakter tidak dilihat sebagai ciri keimanan yang sangat penting. Padahal, karakter atau dikenal dengan sebutan akhlak ini sangat penting. Allah telah menyampaikannya hampir di seluruh bagian Alquran. Quran surat Al Hujurat adalah salah satu bab yang tema sentralnya adalah tentang sifat-sifat karakter orang beriman dan perilaku mereka terhadap orang lain. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita diwajibkan membangun akhlakul karimah dan menghindari akhlakless yang dianggap tercela atau negatif. BACA JUGA Mengapa Akhlak Sangat Penting dalam Islam? Nah, berikut akhlak tercela yang tidak boleh melekat pada diri seorang muslim sebagaimana disebutkan dalam quran surat Al Hujurat 1 Akhlak tercela Menyebarkan hoaks “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QS Al Hujurat 6 Saat ini di era informasi, sangat mudah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa verifikasi. Banyak informasi yang disampaikan adalah palsu. Hal-hal bisa menjadi lebih buruk ketika informasi yang disebarkan tentang orang lain, menyebabkan keretakan dalam keluarga dan banyak rasa sakit dan terluka. Nabi Muhammad bersabda “Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” HR Muslim Menceritakan apa pun yang kita dengar saja dianggap berbohong. Allah bahkan, telah melaknat para pendusta lebih dari 10 kali dalam Quran. Itu adalah sesuatu yang pasti kita harus jauhi. 2 Akhlak tercela Mengejek atau menghina “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” QS Al Hujurat 11 Ejekan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia pada zaman ini. Terutama di sosial media. Tidak jarang seseorang membully atau menyebarkan hate speech dan menyebar aib orang lain. Allah dengan tegas melarangnya. Kita diminta untuk mengingat bahwa mungkin mereka yang kita ejek sebenarnya lebih baik dari kita. Allah juga memberitahu kita dalam ayat ini tentang bagaimana yang namanya tidak tahu malu itu celaka. Ini adalah pengingat untuk menggunakan bahasa yang baik juga. Lebih sering daripada tidak, ejekan melibatkan penggunaan bahasa kotor. BACA JUGA Berikut 11 Hadist Nabi tentang Akhlak Mulia 3 Akhlak tercela Berprasangka buruk “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa ….”QS Al Hujurat 12 Seringkali pikiran kita dipenuhi dengan kecurigaan. Allah berfirman bahwa beberapa jenis kecurigaan adalah dosa. Jelas, jika seseorang mendengar sesuatu atau melihat sesuatu dari seseorang yang terkenal menipu, maka tidak apa-apa untuk curiga. Tapi sering kali kita curiga pada semua orang. Syekh bin Baaz mengatakan tentang hal itu “Yang disyariatkan bagi seorang mukmin adalah menghormati saudaranya jika dia memberi alasan kepadanya, menerima permintaan maafnya jika memungkinkan, dan sebisa mungkin memikirkannya secara positif, berusaha untuk menjaga hati dari kebencian dan bertujuan untuk membawa kebaikan. kebersamaan dan gotong royong dalam berbuat kebaikan. Diriwayatkan dari Umar bahwa dia berkata Jangan berpikir buruk tentang kata apa pun yang diucapkan oleh saudaramu ketika kamu dapat menemukan interpretasi yang baik untuk itu.’” 4 Akhlak tercela Memfitnah dan menggunjing “…. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” QS Al Hujurat 12 Dan jangan saling memata-matai atau memfitnah. Apakah salah seorang di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Anda akan membencinya. Dan takutlah kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” Al-Qur’an 4912 Menggunjing telah menjadi hal yang lumrah dewasa ini bahkan tidak dianggap sebagai sesuatu yang salah! Namun Allah bahkan telah memperingatkan tentang betapa mengerikannya hal itu. Ini seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati. Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa menggunjing seseorang berarti memberi mereka bagian dari perbuatan baik kita dan mengambil bagian dari dosa-dosa mereka! Siapa yang mau melakukan sesuatu yang begitu jahat? Hadits lainnya menempatkan ghibah sebagai salah satu dari 7 dosa besar! BACA JUGA 7 Hadist Nabi tentang Kesombongan, Akhlak yang Tercela 5 Akhlak tercela Merasa seolah-olah sudah menjadi muslim yang paling baik “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.” QS Al Hujurat 17 Kadang-kadang kita merasa seolah-olah kita sudah menjalankan agama dan menjadi muslim dengan sebaik-baiknya. Bahkan hingga terbangun sikap bahwa seolah-olah Islam akan lebih buruk jika kita tidak ada. Ini adalah sifat karakter yang sangat mengerikan. Islam adalah anugerah Allah bagi kita, dan Dia bebas dari segala kebutuhan. Kita membutuhkan Islam, kita membutuhkan Allah, kita membutuhkan rahmat-Nya. Iman-Nya akan cukup tanpa kita, dan iman-Nya akan tetap selalu bersinar, meskipun tanpa kita. [] SUMBER ABOUT ISLAM 21Hadits Tentang Akhlak. Berikut beberapa hadits tentang akhlak yang menunjukkan keutamaan dan pentingnya akhlak mulia : قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- : "إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ. Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia - Islam mendorong umatnya untuk mempraktikkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran tentang akhlak ini tertuang dalam banyak nas Al-Quran dan hadis. Bahkan, misi ajaran Islam adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Hal ini tergambar dalam sabda Rasulullah SAW "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," Baihaqi. Urgensi akhlak dalam Islam hadir dalam bentuk disiplin ilmu tersendiri, yaitu ilmu akhlak, sebagaimana dilansir NU Online. Kadang kala, ia diintegrasikan dengan tasawuf dan filsafat karena berhubungan erat dengan konsep etika dan moralitas dalam Islam. Dari sisi bahasa, akhlak artinya budi pekerti atau kelakuan seseorang. Sementara itu, berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yang dimiliki seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah. Ulama besar dan filosof Islam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Cakupannya luas, mulai dari hubungan hamba dengan Tuhannya vertikal dalam bentuk ritual keagamaan, dalam bentuk pergaulan sesama manusia horizontal, dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk alam semesta. Ayat-ayat Al-Quran tentang Akhlak Dalil mengenai akhlak ini tertera dalam banyak ayat Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. QS. Surah Al Baqarah Ayat 152-153فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ Bacaan latinnya "Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfuruun"Artinya "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku," QS. Al-Baqarah [2] 152. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ Bacaan latinnya "Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn"Artinya "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar," QS. Al-Baqarah [2] 153. 2. QS. Surah Al-A’raf Ayat 199خُذِ الۡعَفۡوَ وَ اۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَ اَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰہِلِیۡنَ Bacaan latinnya "Khudzil afwa wa’mur bil urfi waa’ridh anil jaahiliina"Artinya "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh," QS. Al-A’raf [7] 199. 3. QS. Surah Al-'Ankabût Ayat 45اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ Bacaan latinnya "Utlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā 'anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya'lamu mā taṣna'uun"Artinya "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al-Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah salat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan," QS. Al-'Ankabût [29] 45. 4. QS. Surah Al-Anbiya’ Ayat 83وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ Bacaan latinnya "Wa-ai-yuuba idz naada rabbahu annii massaniyadh-dhurru wa-anta arhamurraahimiina"Artinya "Dan ingatlah kisah Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang'," QS. Al-Anbiya [21] 83. 5. QS. Surah Yusuf Ayat 87Bacaan latinnya "Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh, innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfiruun"يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ Artinya "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir," QS. Yusuf [12] 87.Baca juga 114 Nama Surah di Al Quran & Artinya dari Al Fatihah sampai An-Nas Rangkuman PAI Bukti Kemuliaan Manusia dalam Al-Quran & Dalilnya - Sosial Budaya Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno AkhlakTercela (Al Akhlaaqul Madzmuumah) Adalah tindakan buruk terhadap Allah, setiap orang, dan makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain. Contoh dari akhlak buruk diantaranya adalah sebagai berikut : Berdusta, Mengumpat, Mengadu domba, Iri hati/dengki dan; Angkuh; Hadis Tentang Menyepurnakan Akhlak. PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dituntut untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Ada hal pokok yang tidak bisa ditinggalkan manusia dalam bersosialisasi dengan masyarakat, yaitu Akhlak. Manusia harus mengetahui dan bisa memahami akhlak masyarakatnya. Dalam hidup, terdapat dua macam akhlak/perilaku, ada akhlak terpuji dan ada juga yang tercela. Akhlak yang terpuji akan berdampak positif pada pelakunya adapun akhlak tercela, akan membawa dampak negatif. Dengan akhlak yang terpuji manusia dapat mendapatkan derajat yang tinggi, baik di mata Allah swt, sesama manusia dan semua makhluk Allah swt yang lain termasuk jin dan malaikat. Selain akhlak terpuji, manusia juga bisa memiliki perilaku tercela yang harus ditinggalkan karena akan menurunkan derajatnya di mata Allah dan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dalam makalah ini penyaji akan memaparkan beberapa hadits berkenaan akhlak terpuji dan tercela, serta akan disinggung hadits mengenai sunnah dan bid’ah. PEMBAHASAN A. AKHLAK TERPUJI DAN TERCELA Berlaku Jujur عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا متفق عليه Artinya “Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda “sesungguhnya shidiq kejujuran itu membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai pendusta”. Muttafaq Alaih. Larangan Berburuk Sangka حَدِيْثُ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنِّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ. وَلاَ تَحَسَّسُوْا، وَلاَ تَجَسَّسُوْا، وَلاَ تَنَاجَشُوْا، وَلاَ تَحَاسَدُوْا، وَلاَ تَبَاغَضُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا. أخرجه البخارى في 78. كتاب الأدب Artinya “Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW, bersabda, ”Berhati-hatilah kalian dari buruk sangka sebab buruk sangka itu sedusta-dusta cerita Berita, jangan menyelidiki, jangan memata-matai mengamati kesalahan orang lain, jangan tawar-menawar untuk menjerumuskan orang lain, jangan hasut-menghasut jangan benci-membenci, jangan belakang-membelakangi dan jadilah kalian sebagai hamba Allah itu saudara.” Dikeluarkan oleh Bukhari dalam 78 kitab “Al-Adab “ 62 bab ;”Hijrah dan sabda Rasulullah SAW. Tidak dihalalkan bagi seorang laki-laki seseorang menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari’. عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه و سلم قال إياكم والظن فإن الظن أكذب الحديث ولا تحسسوا ولا تجسسوا ولا تحاسدوا ولا تدابروا ولا تباغضوا وكونوا عباد الله إخوانا رواه البخاري Artinya Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda ”jauhilah oleh kalian berprasangka, karena Sesungguhnya berprasangka itu ucapan paling dusta. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, janganlah memata-matai, janganlah saling bersaing, iri hati, benci dan berselisih. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”. Bukhari. Anjuran Berlaku Mulia Terhadap Orang Lain عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت رواه البخاري Artinya Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda “barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam”. Muttafaq Alaih. Tidak Membuat Keresahan عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم قال إياكم والجلوس في الطرقات. فقالوا ما لنا بد إنما هي مجالسنا نتحدث فيها. قال فإذا أبيتم إلا المجالس فأعطوا الطريق حقها. قالوا وما حق الطريق؟ قال غض البصر وكف الأذى ورد السلام وأمر بالمعروف ونهي عن المنكر رواه البخاري و مسلم Artinya Dari abu sa’id al-khudry ra dari nabi saw. Beliau bersabda “jauhilah duduk-duduk di tepi jalan!” para sahabat terbanya “wahai rasulullah kami tidak bisa meninggalkan tempat-tempat itu, karena di tempat itulah kami membicarakan sesuatu” rasulullah saw bersabda “apabila kalian tidak bisa meninggalkan dududk-duduk di sana, maka penuhilah hak jalan itu” para sahabat bertanya “apakah hak jalan itu, wahai rasulullah?” beliau menjawab “memejamkan mata, tidak mengganggu, menjawab salam, amar ma’ruf dan nahi munkar”. Bukhari dan Muslim. Larangan Menggunjing عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ. قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ رواه مسلم Artinya Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bertanya “tahukah kamu sekalian, apakah menggunjing itu?” para sahabat berkata “Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Beliau bersabda “yaitu bila kamu menceritakan keadaan saudaramu yang ia tidak menyenanginya”. Ada seorang sahabat bertanya “bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada saudara saya itu?” beliau menjawab “apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada saudaramu itu, maka berarti kamu telah menggunjingnya, dan apabila kamu menceritakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka kamu benar-benar membohongkannya”. Muslim Berbakti Pada Orang Tua عن ابي عبدالرحمن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قالسالت النبي صاى العمل احب الى الله تعالى؟قالالصلاة على وقتها. قلتثم اىقالبر ثم اى؟الجهاد فى سبيل الله متفق عليه Diriwayatkan dari Abu abdirrahman Abdullah ibnu mas’ud RA,dia berkataaku bertanya kepada Nabi SAWapa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT?Beliau menjawab “Shalat tepat pada waktunya”.aku bertanya lagikemudian apa?Beliau menjawab “Birrul walidain”.kemudian aku bertanya lagiseterusnya apa?Beliau menjawab “Jihad fi sabilillah”.Muttafaq Alaih Larangan Marah عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي، قَالَ لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري] Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu alaihi wa sallam Ya Rasulullah nasihatilah saya. Beliau bersabda Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda Jangan engkau marah. Riwayat Bukhori B. SUNNAH DAN BID’AH من سن سنة حسنة فله أجرها و أجر من عمل بها الى يوم القبامة و من سن سنة سيءة فعليه وزرها من عمل بها الى يوم القيامة رواه البخارى “Barang siapa mengadakan sunnah atau jalan yang baik, maka baginya pahala atas jalan yang ditempuhnya ditambah pahala orang-orang yang mengajarkannya sampai hari kiamat. Dan barang siapa mengadakan sunnah atau jalan yang buruk, maka atasnya dosa karena jalannya buruk yang ditempuhnya ditambah dosa orang yang mengerjakannya sampai hari kiamat.” Riwayat Bukhori مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ رواه البخاري “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini urusan agama yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” HR. Bukhari no. 2697 أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ “Aku akan mendahului kalian di al haudh telaga. Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan minuman untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, Engkau tidak tahu bid’ah yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “ HR. Bukhari no. 6576,. إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى “Wahai Rabb, sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku”HR. Bukhari no. 7050. جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. ٍSetelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya” tanpa tidur. Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr setahun penuh dan aku tidak akan berbuka”. Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku” HR. Bukhari مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حتَّى أُحِبَّهُ “Barang siapa memusuhi salah seorang wali-Ku, sungguh Aku umumkan peperangan padanya. Tidaklah hamba-Ku bertaqarrub mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu ibadah yang lebih Aku cintai daripada ibadah/amalan yang Aku wajibkan atasnya. Senantiasa hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan ibadah/amalan nafilah hingga Aku mencintainya.” HR. al-Bukhari no. 6502 PENUTUP Masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan pokok-pokok tema bahasan kali ini, namun apa yang kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili paparan mengenai hadits-hadits yang membahas akhlak dan sunnah serta bid’ah. Karena cakupan mengenai akhlak terpuji dan tercela, serta mengenai sunnah dan bid’ah begitu luas. Dalam makalah ini penyaji hanya memaparkan cakupan tersebut secara umum sebagaimana yang telah disinggung di atas. Pada intinya diharapkan setelah mengkaji makalah ini kita bisa mengambil faidah sehingga dapat berlaku selayaknya. PengertianAkhlak. Oleh Aris Kurniawan Diposting pada 30 Juli 2022. Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu " Al-Khulk " yang berarti tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa Akhlak tercela merupakan perbuatan yang tidak di ridhoi Allah swt. dikarenakan perbuatan ini adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah. Dalam al-Qur’an sangat jelas bahwa orang berperilaku tercela akan dilaknat oleh Allah swt. seperti halnya orang yang hanya menyuruh tanpa berbuat dalam hal agama. untuk lebih jelasnya langsung saja baca dibawah ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak tercela merupakan perbuatan yang tidak di ridhoi Allah swt. dikarenakan perbuatan ini adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah. Dalam al-Qur’an sangat jelas bahwa orang berperilaku tercela akan dilaknat oleh Allah swt. seperti halnya orang yang hanya menyuruh tanpa berbuat dalam hal agama. Jadi orang yang hanya menyuruh tanpa melakukan apa yang ia katakan, maka Allah akan melaknatnya dan membenci orang tersebut. Untuk itu segeralah meminta ampun dan bertawakkallah kepada Allah swt. Rasulullah telah mencontohkan tentang bagaimana kita bersikap terlebih dahulu sebelum memerintah terhadap orang lain, seperti suksesnya beliau dalam memimpin dunia ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi Akhlak Tercela ? 2. Ayat al-Qur’an dan Hadits yang berkenaan dengan Akhlak Tercela ? 3. Apa saja macam-macam Akhlak Tercela ? 4. Bagaimana upaya menghindari sifat tercela ? 5. Apa saja kerugian orang mempunyai Akhlak Tercela ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu Akhlak Tercela 2. Ayat sifat tercela menurut al-Qur’an dan Hadits. 3. Untuk mengetahui macam-macam Akhlak Tercela 4. Upaya menghindari sifat tercela 5. Kerugian memiliki Akhlak Tercela BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Akhlak Tercela Yang dimaksud dengan akhlak tercela adalah sifat, perilaku dan perbuatan yang merugikan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan al-Ghazali, akhlak yang tercela disebut dengan al Mazdmumah, yaitu segala perilaku yang dicela oleh Allah dan makhluk. [1] Dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa manusia memiliki akhlak karena ia memiliki nafsu yang mengajaknya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Tercela” diartikan sesuatu yang tidak pantas. Jadi, jelas bahwa akhlak tercela adalah memang merupakan perbuatan yang sangat tidak pantas bagi manusia dikarenakan pada hakikatnya manusia adalah suci. Allah swt. selalu memerintahkan kebaikan kepada hambanya, namun ada saja orang yang melalaikan perintah-Nya. Sesuai dengan firman-Nya أَتَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبِرِّ وَتَنسَوۡنَ أَنفُسَكُمۡ وَأَنتُمۡ تَتۡلُونَ ٱلۡكِتَٰبَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ٤٤ Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaktian, sedang kamu melupakan diri kewajibanmu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab Taurat? Maka tidaklah kamu berpikir.[2] Sedangkan dalam ayat yang lain Allah berfirman يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَنْ تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٣ 2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan 3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.[3] Penjelasan ayat Mereka yang tidak menyucikan Allah swt., menyimpang dari sistem yang berlaku dan menyendiri padahal semua menyucikan-Nya, sungguh sikap merekea itu harus diluruskan. Kaum beriman telah menyadari hal tersebut, bahkan ada yang telah menyatakan siapnya berjuang dalam rangka menyucikan Allah, tetapi ketika tiba saatnya, mereka mengingkari janji. Ayat di atas mengecam mereka dengan memanggil mereka dengan panggilan keimanan sambil menyindir bahwa dengan keimanan itu mestinya tidak berlaku demikian. Allah berfirman Hai orang-orang yang mengaku beriman, kenapa kamu mengatakan yakni berjanji akan berjihad atau mengapa kamu mengucapkan apa yang tidak kamu perbuat yakni tidak sesuai dengan kenyataan? Amat besar kemurkaan di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Setelah menyebut apa yang dibenci Allah, disebutnya apa yang disukai-Nya dengan mengatakan Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang dijalan-Nya yakni untuk menegakkan agama-Nya dalam bentuk satu barisan yang kokoh yang saling kait-berkait dan menyatu jiwanya lagi penuh disiplin seakan-akan mereka kukuh dan saling berkaitannya satu dengan yang lain bagaikan bangunan yang tersusun rapi. Dalam pengantar surat ini, penulis telah kemukakan riwayat at-Tirmidzi tentang turunnya surah ini. Dengan demikian surah di atas dapat dinilai sebagai kecaman yang ditujukan kepada mereka yang berjanji akan berjihad tetapi ternyata enggan melakukannya. Ibn Katsir dalam tafsirannya menuturkan bahwa mayoritas ulama menyatakan bahwa ayat ini turun ketika kaum muslimin mengaharapkan diwajibkannya jihad atas mereka, tetapi ketika Allah mewajibkannya mereka tidak melaksanakannya. Dengan demikian ayat ini serupa denga firman-Nya dalam QS. al-Baqarah 2 246 yang berbicara tentang orang-orang Yahudi yang satu ketika mengaharap diizinkan untuk berperang tetapi “Tatkala perang diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali sedikit diantara mereka.” Riwayat lain menyatakan bahwa ayat di atas turun sebagai kecaman terhadap mereka yang mengatakan “Kami telah membunuh musuh, menikam, memukul dan telah melakukan ini dan itu.”, padahal merek atidak melakukannya. Dengan demikian ayat di atas mengecam juga orang-orang munafik yang mengucapkan kalimat syahadat dan mengaku muslim tanpa melaksanakan secara baik dan benar tuntunan agama islam. Melihat lanjutan ayat yang berbicara tentang perjuangan/ peperangan, maka agaknya ayat di atas turun berkaitan dengan sikap sementara kaum muslimin yang enggan berjuang, padahal sebelumnya telah menyatakan keinginan melaksanakan apa yang disukai Allah swt. Kendati demikian, semua riwayat-riwayat itu dapat ditampung kandungan oleh ayat di atas, karena memang ulama menggunakan kata sabab nuzul bukan saja terhadap peristiwa yang terjadi menjelang turunnya ayat, tetapi juga peristiwa-peristiwa yang dapat dicakup oleh kandungan ayat, baik peristiwa itu terjadi sebelum maupun sesudah turunnya ayat itu , selama masih dalam masa turunnya al-Qur’an. Kata كبر kabura berarti besar tetapi yang dimaksud adalah amat keras, karena sesuatu yang besar terdiri dari banyak hal/komponen. Kata ini digunakan disini untuk melukiskan sesuatu yang sangat aneh, yakni mereka mengaku beriman, mereka sendiri yang meminta agar dijalankan tentang amalan yang paling disukai Allah untuk mereka kerjakan, lalu setelah dijelaskan oleh-Nya mereka mengingkari janji dan enggan melaksanakannya sungguh hal tersebut adalah suatu keanehan yang luar biasa besarnya. Kata مقتا maqtan adalah kebencian yang sangat keras, dari sini ayat di atas menggabungkan dua hal yang keduanya sangat besar, sehingga apa yang diuraikan disini sungguh sangat mengundang murka Allah. Ini ditambah lagi dengan kalimat عند الله inda Allah/disisi Allah yang menunjukkan bahwa kemurkaan itu jatuh langsung dari Allah swt. Karena itu menurut al-Qur’an – sabagaimana dikutip oleh al-Biqa’i – “Tidak ada ancaman menghadap satu dosa sepert ancaman yang ditemukan ayat ini.” Thabathaba’i menggarisbawahi perbedaan antara mengatakan sesuatu apa yang tidak dia kerjakan, dengan tidak mengerjakan apa yang dikatakan. Yang pertama adalah kemunafikan, sedang yang kedua adalah kelemahan tekad. Yang kedua inipun merupakan keburukan. Allah menjadikan kebahagiaan manusia melalui amal kebajikan yang dipilihnya sendiri, sedang kunci pelaksanaannya adalah kehendak dan tekad, yang keduanya tidak akan memberikan dampak positif kecuali jika ia mantap dan kuat. Nah, tidak adanya realisasi perbuatan setelah ucapan, merupakan pertanda kelemahan tekad dan ini tidak akan menghasilkan kebajikan bagi yang bersangkutan. Demikian lebih kurang Thabathaba’i. Kata صفّا shaffan/barisan adalah sekelompok dari sekian banyak anggotanya yang sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Kata مرصوص marsush berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud oleh ayat di atas adalah kekompakan anggota barisan, kedisiplinan mereka yang tinggi, serta kekuatan mental mereka menghadapi ancaman dan tantangan. Maka ini demikian, karena dalam pertempuranpun – apalagi dewasa ini – pasukan tidak harus menyerang atau bertahan dalam bentuk barisan. Ayat-ayat di atas merupakan kecaman. Sementara ulama memahaminya sebagai kecaman kepada orang-orang munafik, bukan orang-orang mukmin, karena sifat orang-orang mukmin sedemikian tinggi sehingga mereka tidak perlu dikecam. Pendapat ini hemat penulis benar, tetapi kita juga tidak dapat mengatakan bahwa yang dikecam itu bukan hanya orang-orang munafik, karena itu ayat di atas menggunakan kata alladzina amanu bukan al-mu’minun.[4] Sedangkan dalam hadits, ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang akhlak tercela, diantaranya 213. وَعَنْ مُعَذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ بَعَثَنِي رَسُوْلُ اللهِ  فَقَالَ إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّااللهَ, وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ, فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لِذَلِكَ, فَأَعْلِمُهُمْ أَنَّ اللهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ, فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لِذَلِكَ، فَأَعْلِمُهُمْ أَنَّ اللهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ, فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا لِذَلِكَ فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ, وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ, مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. 213. Dari Mu'az katanya "Saya diutus oleh Rasulullah saw. lalu beliau saw. bersabda "Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari ahlul kitab - Yahudi dan Nasrani, maka ajaklah mereka itu kepada menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya adalah pesuruh Allah. Jikalau mereka telah mentaati untuk melakukan itu, maka beritahukanlah bahwasanya Allah telah mewajibkan atas mereka akan lima kali sembahyang dalam setiap sehari semalam. Jikalau mereka telah mentaati yang sedemikian itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah telah mewajibkan atas mereka sedekah - zakat - yang diambil dari kalangan mereka yang kaya-kaya, kemudian dikembalikan - diberikan - kepada golongan mereka yang fakir-miskin. Jikalau mereka mentaati yang sedemikian itu, maka jagalah harta-harta mereka yang dimuliakan – yakni yang menjadi milik peribadi mereka. Takutlah akan permohonan - doa - orang yang dianiaya - baik ia muslim atau kafir, karena sesungguhnya saja tidak ada tabir yang menutupi antara permohonannya itu dengan Allah - yakni doanya pasti terkabul." Muttafaq 'alaih. Penjelasan Hadits Wasiat Rasulullah saw. yang agung ini disampaikan kepada Mua’adz bin Jabal sesaat sebelum dia bertolak ke Yaman dalam jabatannya sebagai amir disana. Dalam wasiatnya itu pertama-tama Mua’adz diperingatkan bahwa dia akan berada diperkampungan ahli kitab pemeluk suatu agama yang sekaligus bertugas untuk menyampaikan ajaran Islam itu kepada mereka. Untuk itu diperlukan keterangan yang jujur dan jelas. Pertama-tama adalah ajakan untuk beriman kepada Allah dengan benar dan kepada Rasul-Nya Muhammad saw. jangan keburu pindah kepersoalan lain, sebelum yang satu ini benar-benar diyakini. Kalau sudah, barulah berpindah kesoal lain, yaitu soal sholat dan kemudian zakat yang haarus dipilihkan dari harta yang baik, demi memperhatikan hak fakir miskin, sedang bagi petugas dilarang keras berbuar zhalim, misalnya dengan memungut zakat itu berlebihan, sehingga merugikan pihak yang dipungut, sebab orang yang diperlakukan dengan zhalim itu akan mendoakan yang tidak baik, sedang doanya akan selalu diperhatikan oleh Allah, kendati yang bersangkutan itu banyak berbuat durhaka kepada Allah dan tidak memenuhi persayaratan doa sebagaimana layaknya.[5] 598. وَعَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ  دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيْبُكَ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيْثُ حَسَنٌ صَحِيْحٌ. وَمَعْنَاهُ اتْرُكُ مَا تَشُكُّ فِيْهِ، وَخُذْ مَا لَا تَشُكُّ فِيْهِ. 598. Dari al-Hasan bin Ali radhiallahu 'anhuma, katanya "Saya hafal sesuatu sabda dari Rasulullah saw. "Tinggalkanlah apa-apa yang meragu-ragukan padamu untuk beralih kepada apa-apa yang tidak meragu-ragukan padamu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Artinya ialah Tinggalkanlah apa-apa yang engkau merasa bimbang untuk dilaksanakan dan ambil sajalah apa-apa yang engkau tidak merasa bimbang samasekali dalam melaksanakannya. Penjelasan Hadits Diantara perkara yang meragukan, yaitu perkara yang belum jelas halal-haramnya serta tidak ada dalil nash yang menerangkan halal-haramnya terhadap perkara yang kedudukannya seperti ini sesuai petunjuk Nabi saw. dalam hadits beliau tersebut seharusnya dijauhi/ditinggalkan karena jalan itulah yang lebih selamat.[6] 629. وَعَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ  عَنِ البِرُّ وَالْإِثْمُ، فَقَالَ البِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَاحَاكَ فِي نَفْسِكَ، وَكَرِهْتُ أَنْ يَطَّلِعُ عَلَيْهِ النَّاسُ. رواه مسلم. 629. Dari an-Nawwas bin Sam'an katanya "Saya bertanya kepada Rasulullah saw. perihal kebajikan dan dosa. Beliau saw. lalu bersabda "Kebajikan itu ialah baiknya budipekerti dan dosa itu ialah apa-apa yang engkau rasakan bimbang dalam dada – yakni hati - dan engkau tidak suka kalau hal itu diketahui oleh orang banyak." Riwayat Muslim. Penjelasan Hadits Budi pekerti yang baik adalah merupakan sendi ketaatan karena orang yang perangainya baik akan melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat. Karena itu ketika Nabi saw. ditanya tentang kebaikan, jawab beliau pendek “Kebaikan ialah perangai yang bagus inilah akan memancar segala kebaikan dan ketaatan seorang mukmin terhadapa Tuhannya maupun terhadap sesama manusia. Setiap perbuatan yang dilarang oleh Allah, atau hal-hal yang belum diketahui kedudukan hukumnya menurut syariat-Nya, tentu jiwa seorang mukmin akan ragu dan bimbang mengerjakannya dan kalau perbuatan itu sudah jelas terlarang sedang ia tahu akan pasti seorang mukmin tidak suka perbuatannya itu diketahui orang lain. Lantaran itulah ketika Rasulullah saw. ditanya tentang “Keburukan” maksiat maka jawab beliau pendek “Keburukan yaitu apa yang meragukanmu dan kamu tidak suka perbuatanmu itu diketahui orang lain”.[7] B. Macam-Macam Akhlak Tercela 1. Syirik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia syirik adalah penyekutuan Allah dengan yang lain, misalnya, pengabdian selain kepada Allah Taala dengan menyembah patung, tempat keramat, dan kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan nenek moyang yang diyakini akan menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan; Menurut Imam an-Nawawi syirik adalah menyandarkan perbuatan yang hanya Dzat Yang Maha Esa semata berhak melakukannya kepada makhluk yang bukan haknya melakukan perbuatan itu. Allah berfirman dalam al-Qur’an وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ ­­لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣ 13. Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar"[8] 2. Kufur Kufur atau kafir adalah keadaan tidak beriman kepada Allah swt. maka orang yang kufur atau kafir adalah orang yang percaya atau tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan selain Allah maupun tidak bertuhan, seperti paham komunis atheis.[9] Imam an-Nawawi mengatakan “Sesungguhnya orang yang mengingkari sesuatu yang diketahui secara pasti dalam agama Islam, maka dihukumi murtad dan kafir, kecuali jika dia baru saja masuk Islam atau dia hidup di tempat yang jauh dari dakwah Islam dan semisalnya dari orang yang samar atasnya lalu mengetahuinya, jika terus seperti itu, maka dihukumi kafir”. Artinya seseorang dihukumi kafir jika mengingkari perkara syari’at yang sudah pasti diketahui bagi setiap orang dharurah yakni diketahui baik orang khusus alim ataupun orang awam semisal sholat farduh dan meminum khomer, bukan perkara yang samar yakni perkara yang diketahui oleh orang khusus saja semisal pembagian hak waris seperenam untuk cucu perempuan. Allah berfirman dalam al-Qur’an وَجَعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا لِّيُضِلُّواْ عَن سَبِيلِهِۦۗ قُلۡ تَمَتَّعُواْ فَإِنَّ مَصِيرَكُمۡ إِلَى ٱلنَّارِ ٣٠ 30. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan manusia dari jalan-Nya. Katakanlah "Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka"[10] 3. Nifak Nifak adalah suatu perbuatan yang lahir dan batinnya tidak sama. Secara lahiriyah beragama Islam, namun jiwanya atau batinnya tidak beriman. Munafiq adalah orang yang melakukan perbuatan nifak, yaitu orang yang secara lahiriyah mengaku beriman kepada Allah, mengaku beragama Islam, bahkan dalam beberapa hal kelihatan seperti perbuatan dan bertindak untuk kepentingan Islam, tetapi sebenarnya hatinya mempunyai maksud lain tidak didasari iman kepada Allah.[11] Dalam hal ini Allah berfirman dalam al-Qur’an وَإِذَا جَآءُوكُمۡ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا وَقَد دَّخَلُواْ بِٱلۡكُفۡرِ وَهُمۡ قَدۡ خَرَجُواْ بِهِۦۚ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا كَانُواْ يَكۡتُمُونَ ٦١ 61. Dan apabila orang-orang Yahudi atau munafik datang kepadamu, mereka mengatakan "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi daripada kamu dengan kekafirannya pula; dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.[12] 4. Takabur Imam al-Ghazali mendefinisikan takabur ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi orang yang bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, alias kecantikannya.[13] Allah berfirman dalam al-Qur’an bahwa Allah tidak menyukai orang yang sombong لَا جَرَمَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡتَكۡبِرِينَ ٢٣ 23. Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.[14] 5. Dengki Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dengki adalah menaruh perasaan marah benci, tidak suka karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Jadi jelaslah bahwa orang yang memiliki sifat dengki akan cenderung membenci sesorang disertai dengan tindakan. Rasulullah saw. bersabda حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ إِسْمَاعِيلَ قَالَ حَدَّثَنِي قَيْسٌ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma'il berkata, telah menceritakan kepada saya Qais dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda "Tidak boleh iri dengki kecuali kepada dua hal. Yaitu kepada seorang yang Allah berikan kepadanya harta lalu dia menguasainya dan membelanjakannya di jalan yang haq benar dan seorang yang Allah berikan hikmah ilmu lalu dia melaksanakannya dan mengajarkannya kepada orang lain ".[15] 6. Iri Iri berbeda dengan dengki. Perbedaannya hanya saja iri yaitu merasa kurang senang terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah kepada orang lain tanpa melakukan tindakan, atau mencemburui sesuatu yang dilihatnya. 7. Riya Riya’ adalah melakukan ibadah untuk mencari perhatian manusia sehingga mereka memuji pelakunya dan ia mengharap pengagungan dan pujian serta penghormatan dari orang yang melihatnya. Allah berfirman dalam al-Qur’an إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلٗا ١٤٢ 142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya dengan shalat di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.[16] C. Upaya Menghindari Sifat Tercela 1. Mengekang atau mengendalikan hawa naafsu diri sendiri Hawa nafsu selalu mengajak kejahatan dan kemaksiatan. Al Nafs al Ammarah. Nafsu jenis ini disebutkan dalam surah Yusuf ayat 53 ”Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”[17] 2. Waspada dan berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Syetan adalah makhluk Allah yang berusaha agar segenap anak cucu Adam berada dalam kesesatan dan durhaka kepada Allah. Untuk itu, kita dianjurkan untuk berlindung kepada Allah untuk terhindar dari bujuk rayu syetan sehingga kita menang dengan rayuan syetan tersebut. 3. Beritiqamah dalam taat kepada Allah, melalui serangkaian ibadah dan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad saw. Dengan membiasakan diri mengingat Allah dan Rasulullah, maka lambat laun iman kita akan semakin kokoh, sehingga nafsu akan terkendali.[18] D. Kerugian Memiliki Akhlak Tercela 1. Dimurkai dan dibenci Allah SWT. Seseorang yang memiliki akhlak yang tercela akan terbiasa dengan segala bentuk kedurhakaan dan kemaksiatan terhadap Allah. Seorang yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, maka Allah akan membencinya dan akan memberi balasan dengan azab yang pedih. azab Allah dapat diturunkan di dunia dengan berbagai macam bencana, malapetaka yang disebabkan oleh kemaksiatan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia. 2. Dibenci dan dijauhi oleh manusia Seseorang yang terbiasa dengan hal yang buruk akan terbiasa berbuat kedzaliman, aniaya dan merugikan orang lain. Perbuatannya selalu merugikan dan mendatangkan bahaya bagi orang lain. 3. Mendapatkan penderitaan dan kehinaan dunia akhirat Seorang yang memiliki akhlak tercela akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya, karena sekecil apapun dosa yang diperbuatnya akan mengurangi amal kebaikan yang diperbuatnya.[19] BAB III PENUTUP A. Kesimpulan akhlak tercela adalah sifat, perilaku dan perbuatan yang merugikan kepada diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan al-Ghazali, akhlak yang tercela disebut dengan al Mazdmumah, yaitu segala perilaku yang dicela oleh Allah dan makhluk. Sedangkan macam-macamnya adalah syirik, kufur, nifak, takabur, dengki, iri, riya. B. Saran Sesuai dengan perintah Allah dalam dalam al-Qur’an QS. as-Saff ayat 2-3 bahwa kita harus melakukan terlebih dahulu sebelum kita menyuruh kepada orang lain dalam hal agama sehingga Allah tidak menurunkan murka-Nya kepada kita semua. DAFTAR PUSTAKA Hasyim, Husaini A. Madjid. Syarah Riyadhus Shalihin 1. Surabaya Bina Ilmu, 2003. Sholichin, Muchlis. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf. Pamekasan STAIN Pamekasan Press, 2009. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta Lentera Hati, 2002. Software Kitab Shahih Bukhari Tauhid Ilmu Kalam. [1] Muchlis Sholichin. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf Pamekasan STAIN Pamekasan Press, 2009, hlm. 89 [2] QS. al-Baqarah 2 44. [3] QS. as-Saff 61 2-3 [4] M. Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an Jakarta Lentera Hati, 2002, hlm. 189-191. [5] Husaini A. Madjid Hasyim. Syarah Riyadhus Shalihin 1 Surabaya Bina Ilmu, 2003, hlm. - [6] Husaini A. Madjid Hasyim. Syarah Riyadhus Shalihin 1. hlm. 406. [7] Husaini A. Madjid Hasyim. Syarah Riyadhus Shalihin 1. hlm. 432-433. [8] QS. al-Luqman 31 13 [9] Tauhid Ilmu Kalam. hlm. 21. [10] QS. Ibrahim 14 30 [11] Tauhid Ilmu Kalam. hlm. 22. [12] QS. al-Maidah 5 61. [13] [14] QS. an-Nahl 16 23. [15] Software Kitab Shahih Bukhari [16] QS. an-Nisaa’ 4 142. [18] Muchlis Sholichin. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf. hlm. 103 [19] Muchlis Sholichin. Ilmu Akhlak dan Tasawwuf. hlm. 89. .
  • 82detivohd.pages.dev/348
  • 82detivohd.pages.dev/335
  • 82detivohd.pages.dev/27
  • 82detivohd.pages.dev/378
  • 82detivohd.pages.dev/246
  • 82detivohd.pages.dev/218
  • 82detivohd.pages.dev/95
  • 82detivohd.pages.dev/368
  • 82detivohd.pages.dev/322
  • hadits tentang akhlak tercela